Senin, 04 Februari 2013

Tausyiah Habib Novel di Malang 16 Januari 2013

Habib novel, ceramah, mp3, pengajian
Ada sebuah qasidah yang disusun oleh penulis maulid simtuduror Al Habib Ali bin Muhammad bin Husein Alhabsyi, satu qasidah ini jika sudah kita pegang dan amalkan dalam kehidupan maka itu sudah cukup, Al Imam Muhammad bin Anis bin alwi alhabsyi (guru habib novel alaydrus) beliau pernah menjelaskan bahwa qasidah yang diciptakan Al Habib Ali bin Muhammad bin Husein Alhabsyi, I’rifil Haq liahlil haq wasluk ma’ahum., “kenalilah hak orang-orang ahli hak dan berjalanlah kamu bersama mereka” yang dimaksud ahlul haq (diantaranya para auliya’ wa sholihin), yang disebut orang2 yg sholeh adalah orang yg dekat dg Allah S.W.T yang membaktikan hidup untuk ta’aat pada Allah S.W.T , menjauhi larangan Allah S.W.T, Orang2 yg melihat apa yg dicintai rosul, apa yang dicintai rosul, dia selalu melihat apakah didirinya sudah memiliki apa yang dicintai Rasulullah S.A.W, jika belum ada maka dia akan berusaha untuk meletakkan sesuatu yang dicintai Rasulullah S.A.W didalam dirinya, dilihat didirinya apa ada yang dibenci oleh Rasulullah S.A.W dan jika masih ada maka dia akan berusaha menghilangkan apa yang dibenci Rasulullah S.A.W dalam dirinya, karena dia ingin dekat dg Rasulullah S.A.W, para wali org sholeh bukan hanya mereka yAng berjubah, bergamis, memakai imamah, memaki libasul Taqwa karena dalam sebuah hadist disebutkan berpa banyak orang yang memakai pakaian para nabi, tapi sayang amalan-amalan nya amalan yang dimurkai oleh Allah S.W.T.pakaian ini memang sunnah dipakai org muslim (jubah, gamis, rida) tapi pakaian ini tidak bisa menjadi ukuran kewalian seseorang, tidak bisa menjadi ukuran kesholehan seseorang, tidak bisa menjadi ukuran keilmuan seseorang krn itu kita jngn tertipu oleh orang2 yang hanya sekedar berpenampilan orang sholeh, karena belum tentu dia itu wali disisi Allah S.W.T belum tentu org tersebut alim disisi Allah S.W.T, seorang yang alim disisi Allah sebagaimana disebutkan dalam wahyu Allah S.W.T INNAMA YAHSYALLOHA MIN ‘IBADIHIL ULAMA’ 
Sesungguhnya yang namanya ulama adalah orang-orang yang bisa takut kepada Allah, sesungguhnya yg takut kepada allah dari semua kalangan hambanya adalah para ulama’, oleh sebbab itu cirri utama seorang ulama’ adalah punya rasa takut yg tinggi kepada Allah S.W.T, takut pada pendengarannya, takut pada pandangannya, takut gerak langkahnya nya, takut terhadap apa yang dimakannya, dsb semuanya dia takuti secara keseluruhan , dan al ulama’ yang dimaksud salah satunya seperti Al Imam Ali Zainal Abidin r.a yang mana beliau adalah seseorang yang dalam satu hari selalu sholat sunnah 1000 rokaat, beliau berderma tanpa takut miskin, ibadah beliau sangatlah luar biasa, akan tetapi beliau selalu menangis kepada Allah agar diselamatkan dalam siksa api neraka, bahkan suatu ketika beliau sedang khusyu’ sholat, rumah beliau terbakar, semua orang-orang berbondong-bondong untuk mengingatkan beliau, tapi saat itu kobaran api terlalu besar,dan orang-orang menunggu sampai kobaran api sedikit berkurang,dan saat orang-orang masuk mereka melihat saat itu Al Imam Ali Zainal Abidin r.a sedang khusyu’ sholat sehingga mereka tidak berani mengganggu, dan saat beliau selesai sholat beliau bertanya apa yang sedang terjadi, dan orang-orang berkata apakah engkau tidak menyadari bahwa rumahmu telah terbakar wahai cucu Nabi Muhammad , maka Al Imam Ali Zainal Abidin r.a berkata “api neraka yang besar telah membuat aku tidak menyadari kobaran api yang kecil ini” ,
Imam syafii beliau dalam satu hari khatam Al Qur’an satu kali dan saat bulan Ramadhan beliau khatam Al Qur’an dua kali dalam satu hari,

Imam Abu Hanifah setiap hari khatam Al Qur’an dan bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan “sekian puluh tahun beliau sholat hanya dengan satu wudlu’’, beliau yang berjalan melewati sebuah pasar mendengar orang berkata “itulah imam yang luar biasa, imam yang tidak pernah tidur, imam yang selalu beribadah kepada Allah”, hal ini membuat Imam Abu Hanifah menangis pulang kemudian memohon ampun kepada Allah tentang segala perasangka baik yang diucapkan oleh masyarakat, karena imam abu hanifah belum mampu seperti itu, karena beliau baru bisa bangun separuh malam, belum semalam penuh maka mulai saat itu beliau membuat dirinya tidak tidur setiap malam, beribadah setiap malam hingga puluhan tahun guna mewujudkan prasangka baik para orang muslim, saat beliau meninggal beliau telah menghatamkan AlQur’an selama 7000 kali,

Imam Ahmad Bin Hambal seorang yang menghafalkan lebih dari 1 juta hadist sehingga mendapat sebutan Imam Ahlusunnah Wal Jamaah, beliau yang seperti itu masih tawadlu’ kepada imam syafi’I, beliau menimba ilmu kepada imam syafi’i dan setiap hari selepas sholat beliau selalu mendo’akan imam syafii “ Robbigh firly waliwalidayya wali Muhammad bin Idris AsSyafi’I”, beliau seorang ulama’ tapi tetap mendo’akan ulama’ yang lain, inilah yang namanya orang sholeh, inilah namannya orang yang dekat dengan Allah S.W.T
inilah beberapa contoh para Ahlu Haq, beberapa cerita ini bukan diceritakan sebagai penghias telinga, yang hanya didengar tapi tidak dicoba untuk sedikit saja ditiru, tapi cerita ini sebagai contoh agar kita belajar sedikit demi sedikit untuk meniru apa saja yang dilakukan oleh para Ahlu Haq.


Al Imam Abdullah bin Alwi Alhadad beliau adalah seorang habib yang sejak usia 4 tahun kehilangan penglihatannya, tapi hal tersebut tidak mensurutkan keniatan beliau untuk dekat dengan Allah S.W.T, setiap hari diwaktu kecil beliau pulang dari sekolah kebiasaan beliau adalah sholat sunnah 100 sampai 200 roka’at , kebiasaan yang lain adalah beliau selalu berjalan-jalan dari masjid kemasjid untuk menjalankan sholat tahiyatul masjid 2 rokaat, selesai sholat dari masjid yang satu, beliau lanjut sholat kemasjid yang lainnya, dan itu beliau lakukan terus menerus sepanjang hari untuk mendapatkan barokah dari seluruh masjid dikota beliau, dan dikota tersebut ada kurang lebih 360 masjid.
Inilah perbedaan kita dengan orang-orang yang sholeh, maka dari itu kita jangan meremehkan orang-orang yang sholeh , jangan mengatakan beliau-beliau sama dengan kita karena beliau-beliau adalah orang yang dipilih oleh Allah S.W.T, beliau semua memang sama makan dan minum seperti apa yang kita makan yang membedakan adalah sebelum makan beliau semua selalu meneliti makanan yang mereka makan sudah halal atau tidak, dan mereka makan sekedar untuk menyambung nyawa sedangkan kita makan untuk memuaskan nafsu-nafsu kita.

Jika I’rifil Haq (Ahli Haq) sudah kita ketahui maka mengertilah akan kewajiban kita kepada beliau semua, mengertilah kedudukan-kedudukan beliau, jangan sampai kita tidak menghormati kepada para Ahlu Haq, Al habib husin bin Muhammad bin tohir alhadad bagaimana beliau adalah seorang yang sholeh beliau selalu mengikuti jejak kakaknya, dimanapun kakaknya berada Al Habib Husin bin Muhammad bin Tohir AlHadad menjadi pembantu untuk kakaknya, memuliakan kakaknya, membawakan sandal kakaknya, sampai orang-orang mengira Al Habib Husin bin Muhammad bin Tohir AlHadad adalah pembantu kakaknya, padahal beliau adalah adiknya, tidak hanya itu ketika dirumah beliau tidak pernah tidur diatas ranjang, tapi beliau selalu tidur diatasa lantai karena beliau tahu kedudukan,kewalian kakaknya disisi Allah S.W.T, sehingga beliau tidak berani posisi tidur beliau lebih tinggi dari posisi tidur kakak beliau. 

Sayyidina Abdullah bin Abbas suatu ketika beliau mendengar ceramah seorang sahabat Rosulullah S.A.W ceramah, setelah sohabat tersebut selesai ceramah, Sayyidina Abdullah bin Abbas langsung pergi ketempat parkir kendaraan sohabat tersebut , mencari kendaraan, maka kemudian Sayyidina Abdullah bin Abbas mengambilkan dan menuntun kendaraan tersebut (dalam bentuk hewan) untuk sohabat, padahal Sayyidina Abdullah bin Abbas adalah Habrul Ummah ulamanya sohabat, sepupu rosul, tapi apa yang beliau lakukan yaitu menempatkan diri beliau sebagai tukang penuntun kendaraan (kuda,onta,keledai ),maka saat itu sang sohabat melihat akhlaq seorang sepupu Rasulullah S.A.W, kemudian sang sohabat lari menuju Sayyidina Abdullah bin Abbas kemudian mengatakan “jangan ambilkan tunggangan saya, biar saya ambil sendiri, bukan seperti ini wahai sepupu Rosul, engkau orang yang mulia” akan tetapi Sayyidina Abdullah bin Abbas menjawab “beginilah yang diajarkan oleh Rasulullah S.A.W, kami para ahlul bait Rasulullah S.A.W diperintahkan untuk menghormati ulama’-ulama’ kami”, kemudian sang sahabat memegang tangan Sayyidina Abdullah bin Abbas untuk menciumnya tetapi Sayyidina Abdullah bin Abbas mengatakan tidak usah mencium tangan saya dan kemudian malah beliau yang mencium tangan sang sohabat dan mengatakan beginilah seharusnya apa yang dilakukan seorang umat islam untuk memuliakan ulama’, inilah ketawadlu’an para ahlul bait Rasulullah S.A.W . Allah S.W.T dalam wahyunya mengatakan “siapa yang mengagungkan syiar Allah itu bukti ketakwaan hatinya”

Al Imam Ali bin Muhammad bin Husein Alhabsyi (Sohibul Maulid Simtuduror) beliau pernah diajak kakak beliau untuk naik dalam satu hewan tunggangan, dan Al Imam Ali bin Muhammad bin Husein Alhabsyi sebagai seorang adik mengatakan kepada kakak beliau “ Wahai kakak ku engkaulah yang duduk didepan dan saya yang dibelakang” karena beliau sebagai adik tidak ingin membelakangi kakaknya, akan tetapi kakak beliau mengatakan “Tidak wahai adikku, Engkaulah yang didepan dan aku yang dibelakang” karena sang kakak yang merupakan mufti mekkah, yang mewarisi kewalian ayahnya, menganggap maqom adiknya lebih tinggi dari pada dirinya, kemudian Habib Ali bin Muhammad bin Husein Alhabsyi menuruti permintaan kakaknya, akan tetapi dalam hati beliau menganggap dengan duduk didepan beliau adalah sebagai supir dan kakak ku adalah bosnya, Inilah akhlak, tau kedudukan setiap orang, inilah yang menyebabkan orang-orang terdahulu cepat menjadi wali karena mereka mengetahui hak setiap orang,

Hal pertama yang diperintahkan dalam syair “I’rifil Haq liahlil haq” kita harus mengerti bagaimana menempatkan diri dihadapan orang-orang yang sholeh, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, jangan dianggap para wali yang sudah meninggal tidak bisa melihat kita, tapi bahkan beliau-beliau yang sudah meninggal seperti tiada batas dengan kita, cara pandang seperti ini yang harus kita tancapkan dalam hati, kemudian “wasluk ma’ahum” kemudian ikuti mereka berjalan bersama mereka menempuh jalan ketakwaan, dimanapun mereka menempuh jalan ikutilah dibelakangnya. Untuk bisa mendapatkan kebahagiaan sejati (dikubur,dimahsyar, disyurga , memandang wajah Rasulullah S.A.W, dsb) semua tergantung bagaimana kita meneladani orang-orang sholeh tersebut.
Sungguh beruntung orang pernah melihat para wali Allah S.W.T atau melihat orang-orang yang pernah melihat para wali Allah S.W.T.

Habib Ali Bin Muhammad Bin Husein Alhabsyi ketika berusia 19 th, sebagaimana yang disebutkan dalam kalam beliau, beliau ziarah kepada Nabi Muhammad S.A.W saat itu ada ledakan cahaya dari hujroh nabawi dan muncullah sosok Nabi Muhammad S.A.W kemudian Nabi Muhammad S.A.W memberikan kabar gembira kepada beliau dan Habib Ali Bin Muhammad Bin Husein Alhabsyi melihat Nabi Muhammad S.A.W.

dalam sebuah hadist Rasulullah S.A.W mengatakan “Sungguh beruntung orang yang pernah melihat Aku (Rasulullah S.A.W) atau melihat seseorang yang pernah melihat aku (Rasulullah S.A.W) “, Ahli dhohir menafsirkan seseorang yang pernah melihat aku (Rasulullah S.A.W) adalah para shohabat dan tabi’in, akan tetapi para ahli sufi menafsirkan bahwa kata “melihat Aku (Rasulullah S.A.W)” bukanlah melihat Rasulullah S.A.W ketika masih dalam keadaan hidup saja, dan dalam hadist yang lain Rasulullah S.A.W mengatakan “ siapa yang bermimpi melihat aku (Rasulullah S.A.W), maka dia telah benar-benar melihat aku (Rasulullah S.A.W) , karena syetan tidak bisa menjelma menjadi diriku (Rasulullah S.A.W) ” dan dalam hadist yang lain Rasulullah S.A.W berkata “ siapa yang melihatku (Rasulullah S.A.W) dalam mimpinya, maka pasti dia akan melihatku (Rasulullah S.A.W) secara nyata”, perbedaan pendapat para ulama’ membuat kata “melihatku (Rasulullah S.A.W) secara nyata” ditafsirkan menjadi 3 kelompok yaitu melihat secara nyata ketika nanti disyurga, melihat secara nyata ba’dal maut, dan terakhir pendapat yang dipegang para alawiyah pawa sufiyah yaitu melihat secara nyata adalah saat ini dalam kehidupan dunia,kubur,mahsyar dan syurga. 

Inilah salah satu alasan diadakannya “Haul” yang membuat para ulama’ besar dari segala penjuru dunia menyempatkan diri untuk selalu hadir dalam kegiatan haul para wali-wali Allah S.W.T, agar para masyarakat yang hadir diacara haul melihat wajah para ulama’-ulama’ besar karena beliau-beliau sudah pernah memandang wajah para auliya’, beliau para ulama’ besar tidak mengatakan untuk melihat wajah beliau, tapi dengan kehadiran beliau mata kita telah memandang wajah beliau-beliau sehingga ini bisa menjadi perantara karena para ulama’ besar sudah pernah memandang wajah para auliya’, sehingga sungguh beruntung bagi kita yang bisa memandang wajah-wajah beliau.

Sebuah cerita nyata dalam kitab Roudoh Royahin “kumpul masyarakat untuk berdo’a karena dalam kondisi kekeringan, tapi do’a mereka tidak kunjung dikabulkan tiba-tiba datang satu orang biasa yang tidak kenal kesholihannya yang tidak dianggap juga oleh masyarakat, tapi kemudian dia berjalan dan berhenti menengadahkan kearah langit dan berkata “dengan berkah cinta-Mu kepadaku maka turunkanlah hujan”, orang yang mendengar do’a tersebut merasa keheranan dengan do’a tersebut tapi selesai do’a itu diucap hujan kemudian turun, maka saat itu orang tersebut ditanya oleh masyarakat kenapa kamu dengan percaya diri mengatakan Allah S.W.T mencintaimu, dan dia menjawab bagaimana Allah S.W.T tidak mencintaiku jika Allah S.W.T sudah mengizinkan mataku memandang Abu Yazid Al-Busthomi. orang zaman dahulu selalu yakin sangat beruntung jika sudah memandang wajah para wali. 

Dalam sohih bukhori diceritakan para tabi’in ketika akan perang selalu mencari adakah ditengah-tengah mereka orang yang pernah melihat para sohabat yang pernah melihat wajah Rasulullah S.A.W, jika ada maka para tabi’in yakin bahwa mereka akan memenangkan perang tersebut berkah adanya mata yang pernah memandang wajah Rasulullah S.A.W. 

Mata memiliki rahasia yang sangat besar, rahasianya adalah Rasulullah S.A.W dilihat oleh seseorang secara keseluruhan, dan mata Rasulullah S.A.W pernah melihat Allah S.W.T, apa yang sudah dilihat oleh bola mata Rasulullah S.A.W direkam oleh seluruh tubuh Rasulullah S.A.W dan ini adalah rahmat, dan jika ada seseorang yang dengan penuh iman melihat Rasulullah S.A.W maka orang tersebut telah mendapatkan percikan rahasia bagaimana Rasulullah S.A.W melihat Allah S.W.T dan jaminan bagi yang melihat Rasulullah S.A.W adalah syurga, dan jika ada orang yang mengatakan bahwa ada sohabat Rasulullah S.A.W yang masuk neraka maka orang tersebut adabnya sangat buruk kepada Rasulullah S.A.W. karena jika ada sahabat Rasulullah S.A.W yang tidak mendapatkan syafaat Rasulullah S.A.W bagaimana dengan kita.

Habib Ali Bin Husin Al Athos ketika ziarah ke makam sunan gunung jati bersama para jamaah, saat itu tidak semuanya bisa masuk kedalam makam, tapi kemudian beliau berkata sudah ziarahnya dari sini saja diluar saja dan beliau juga mengatakan “Demi Allah S.W.T kalau nanti aku diperintahkan oleh Allah S.W.T untuk masuk kedalam syurga, maka tidak akan kulangkahkan kakiku masuk dalam syurga sebelum aku cari kalian semua yang ikut bersamaku dan aku ajak masuk kedalam syurga”
Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki mengatakan Rasulullah S.A.W diberi 10 keindahan tapi didunia ini hanya 1 keindahan yang ditampakkan yang 9 akan diperlihatkan nanti diakhirat (9 keindahan di hijab didunia), karena jika yang 9 ini juga dibuka didunia dan manusia bisa melihat ke 10 keindahan yang dimiliki oleh Rasulullah S.A.W maka jika manusia menyayat wajahnya dengan silet pun tidak akan terasa karena terbius dengan keindahan Rasulullah S.A.W.

Wallohu’alam.......

Ijazah dari Habib Novel Alaydrus
Do’a Rasulullah S.A.W untuk menghentikan hujan “Allohumma hawalaina wa la ‘alaina”
Untuk download MP3 Tausyiah Habib Novel di Malang 16 Januari 2013 
Untuk melihat videonya silahkan berkunjung ke Youtube
di kutip dari Fan Page Majlis Maulid Wat Taklim Riyadlul Jannah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar